Selasa, 19 Juli 2011

FESTIVAL SRIWIJAYA XIX

Tim Kesenian Empat Lawang Sanggar Seghumpun Kawo Emass berperan serta dalam Festival Sriwijaya XIX  pada tanggal 16 s.d 23 Juni 2010 di Jakabaring Palembang  yang di hadiri oleh 15 kabupaten / kota se- Sumatera Selatan dan beberapa provinsi Sumbagsel serta negara tetangga turut memeriahkan festival ini. Pada kegiatan ini Tim Kesenian Kabupaten Empat Lawang Memperoleh  3 (tiga) Kategori, antaralain Karnaval Terbaik, Materi Terbaik, Penyaji Tebaik. 

A. PENDAHULUAN
Sumatera Selatan mempunyai banyak Cerita legenda, setiap daerah mempunyai cerita yang beragam. Kabupaten Empat Lawang salah satunya merupakan daerah yang mempunyai beragam cerita, mitos, legenda masyarakat yang di sampaikan secara turun temurun. Bahkan dari cerita atau mitos tersebut sangat di percaya dan di yakini masyarakat akan kebenarannya.

B. DASAR GARAPAN

            Garapan Ma’sumai mengambil dari sebuah cerita kejadian nyata yang pernah dialami seorang penduduk yang bertempat tinggal di desa Lubuk Puding Kecamatan Ulu Musi Kabupaten Empat Lawang.
            Konsep garapan berupa sendratari yang menggambarkan orang yang diculik atau dilarikan oleh mak’ sumai atau yang biasa di sebut Jemo Sumai. Masyarakat kemudian mencari kedalam hutan. Alhasil melalui orang pintar atau dukun orang hilang tersebut dapat di temukan.

1. Jumlah Penari          12 Orang
2. Jumlah Pemusik      8 Orang

3. Properti       :
  • keruntung
  • kail 
  • pondok
  • Pakaian Alang-alang
  • Tampah 
  • obor
  • lampu petromak

4. Alat Musik
  • Gendang
  • Rampak Bambu
  • Gong
  • kentongan


C. SINOPSIS
           
Mak’ sumai atau jelmaan siluman harimau Merupakan legenda misteri masyarakat daerah Empat Lawang  Sumatera Selatan, cerita ini sangat melekat dan dipercayai oleh masyarakat setempat. Penduduk yang dilarikan atau disesatkan oleh maksumai adalah penduduk yang melanggar pantangan-pantangan ketika berada di hutan.
penduduk yang hilang bisa sampai berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan ada tidak pernah diketemukan selama bertahun-tahun. Masyarakat akan mencari  penduduk yang hilang melalui media periuk atau tampah sejenis anyaman bambu yang berbentuk bulat dengan cara dipukul dan memanggil-manggil nama orang yang hilang. Jika telah ditemukan orang tersebut sudah berpakaian lusuh seperti orang gila dan bertingkah laku aneh tidak mau bicara.
Konon masumai ini paling takut dengan senjata yang mengandung bisa seperti keris, sewar,, badek dan tombak.

Koreografer          : Maskur Wahyudi (Mahwa)
Penata Musik        : Hendrianto,S. Pd
Penata Artistik       : Sudiargo


Post by : Maskur Wahyudi (Mahwa)

4 komentar: